Monday 29 July 2013


12 Kiat Ngalap Berkah: Kiat Pertama (4/6) Iman Kepada Allah

Saudaraku, tahukah Anda apa yang dikatakan oleh orang-orang mendambakan agar memiliki kekayaan dan keberhasilan seperti yang dicapai oleh Karun, di saat mereka menyaksikan adzab yang menimpa idola mereka? Mereka serentek mengakui bahwa kepandaian, kegigihan, dan kehebatan Karun tidaklah berguna. Rezeki, kebahagiaan, keselamatan, dan kesengsaraan adalah bagian dari ketentuan Allah yang berlaku pada makhluk-Nya. Oleh karen itu, mereka berkata,
وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلا أَن مَّنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
"Aduhai, benarlah (hanya) Allah-lah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. Kalaulah Allah tidak melimpahkan karunia-Nya kepada kita, niscaya Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai, benarlah tidak beruntuk orang-orang yang kufur (mengingkari nikmat Allah)." (Qs. al-Qashash: 82).

Allah Swt akan menurunkan (barokah) keberkahan dan kemakmuran kepada penduduk di suatu negeri, apabila mereka beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
barokah berasal dari kata baroka (برَك) artinya menetap.
barokah adalah menetapkan pemberian pada setiap hal yang mengandung kebaikan.

Allah Swt berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 96:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
dalam Tafsir ILMA surah Al-A’raf kandungan ayat 96 disebutkan:
Jika kita percaya kepada Allah dan mau belajar dengan siapapun, Allah pasti membukakan pintu berkah dari langit dan bumi. Pintu berkah? Ya, pintu rezeki dan pintu ilmu pengetahuan! Dengan semua itu, kita akan mudah mengatasi kesulitan. Sebaliknya jika sombong dan tidak mau belajar, kita tidak akan bisa mengatasi kesulitan.

- Istighfar dan Taubat
Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,
“Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12)
Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan.”
Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.”
Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)
Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.
- Tawakkal Kepada Allah
Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)
Nabi saw telah bersabda, artinya,
“Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)
Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.
Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.
- Silaturrahim
Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:
-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,
“Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)
-Sabda Nabi saw, artinya,
“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)
Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.
- Infaq fi Sabilillah
Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)
Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”
Juga firman Allah yang lain,artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)
Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)
- Menyambung Haji dengan Umrah
Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas”ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
“Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)
Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.
- Berbuat Baik kepada Orang Lemah

Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,
“Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari)
Dhu”afa” (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.
- Serius di dalam Beribadah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya,
“Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”
Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu” hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.
Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.
Al-Sofwah( Sumber: Kutaib “Al Asbab al Jalibah lir Rizqi”, al-qism al-ilmi Darul Wathan. )/Bambang Ant

Thursday 25 July 2013



4. عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ (رواه الترمذى )

“Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya apabila Allah SWT mencintai suatu kaum, Allah akan mengujinya. 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِداً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراً

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 45)

وَدَاعِياً إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُّنِيراً
“dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 46)

NAMA 25 NABI & ROSUL DALAM AGAMA ISLAM YANG WAJIB DIKETAHUI


  1. NABI ADAM AS.
  2. NABI IDRIS AS.
  3. NABI NUH AS.
  4. NABI HUD AS.
  5. NABI SHOLEH AS.
  6. NABI IBROHIM AS.
  7. NABI LUTH AS.
  8. NABI ISMAIL AS.
  9. NABI ISHAK AS.
  10. NABI YA’KUB AS.
  11. NABI YUSUF AS.
  12. NABI AYUB AS.
  13. NABI SYU’AIB AS.
  14. NABI MUSA AS.
  15. NABI HARUN AS.
  16. NABI DZULKIFLI AS.
  17. NABI DAUD AS.
  18. NABI SULAIMAN AS.
  19. NABI ILYAS AS.
  20. NABI ILYASA AS.
  21. NABI YUNUS AS.
  22. NABI ZAKARIA AS.
  23. NABI YAHYA AS.
  24. NABI ISA AS.
  25. NABI MUHAMMAD SAW.

Wednesday 24 July 2013


✐Seandainya kita tidak dapat menjadi garam yang dapat menahan daging daripada busuk, janganlah kita menjadi langau yang membusukkan daging.

✐Kemuncak segala dosa ialah bohong. Dua perkara yang sentiasa mengiringi bohong ialah banyak berjanji dan banyak memberi alasan.

✐Jangan malu memberikan sedikit, kerana pemberian sedemikian lebih baik daripada tidak memberi sama sekali.

✐Tidak ada yang sulit bagi orang yang mahu, tidak ada yang mudah bagi orang yang enggan.

✐Orang sibuk sebenarnya tidak cekap, orang yang cekap tidak sibuk.



✐Orang yang sibuk selalunya nampak bising, orang bekerja diam-diam sahaja.

✐Dalam masa yang aman, kita harus juga memikirkan bahaya di masa akan datang.

✐Tiada bantal yang lebih lembut melainkan ribaan ibu sendiri.

✐Cinta ialah penyakit dan perkahwinan ialah sihat. Sakit dan sihat tidak pernah bertemu.

✐Air mata penyesalan yang mengalir umpama sungai yang mengalir mencuci kekotoran hati.

✐1000 mancis tidak menerangi kau di dalam kegelapan buat selama-lamanya tetapi cahaya keimanan dapat membawa kau ke jalan kesenangan.

✐Adalah lebih baik memiliki wajah yang hodoh dari lidah yang hodoh kerana wajah yang hodoh tidak mungkin boleh menyakiti hati orang lain tetapi lidah yang hodoh boleh mengeluarkan kata kata yang melukakan.

✐Wangi di badan boleh dimandikan, apabila mandi hilanglah ia. Tetapi wangi di mulut dan wangi di hati itulah yang paling mulia.

✐Janganlah bersumpah baik demi langit, mahupun demi bumi atau demi apa pun juga. Katakan sahaja ‘ya’ atau ‘tidak’ supaya kita tidak berbuat dosa atau terhukum kerana sumpah itu.

✐Belajarlah bersyukur ketika mendapat keuntungan dan belajarlah tersenyum ketika menghadapi kerugian.

✐Manusia boleh hidup dengan belanja yang kecil, tetapi yang menggangu perasaanya dia takut dikatakan orang bahawa dia hanya hidup dengan belanja yang kecil.

✐Yang penting bagi anda bukannya menarik minat seluruh wanita jelita tetapi menakluk salah seorangnya sahaja.

✐Orang yang tahu mengambil tetapi tidak tahu memberi tidak akan mengecap bahagia.

khutbah bahasa sunda

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Doa Tahlil (دعاء تهليل)



أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلاَوَّلِيْنَ.
وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلآخِرِيْنَ.
وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ.
وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْملاَءِ اْلاَعْلَى اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللهُمَّ اجْعَلْ وَاَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَمَا قُلْنَاهُ مِنْ قَوْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَمَا سَبَّحْنَا اللهَ وَبِحَمْدِهِ.
وَمَا صَلَّيْنَاهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِئْ هَاذَا الْمَجْلِسِ الْمُبَارَكِ هَدِيَّةً وَّاصِلَةً وَّرَحْمَةً نَّازِلَةً وَّبَربكَةً شَامِلَةً وَصَدَقَةً مُتَقَبَّلَةً نُقَدِّمٌ ذَالِكَ وَنُهْدِئهِ اِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَاِلَى جَمِيْعِ اِخْوَانِهِ مِنَ اْلاَنْبِيَاءِ وَالْمُرَْلِيْنَ، وَاْلاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاِءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلَصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلاَنِى.
Jika ingin ditujukan kepada ruh seseorang, maka baca:
وَخُصُوْصًا اِلَى حَضْرَةِ رُوْحِ .............. (sebutkan nama ruh yang dituju)
Selanjutnya:
ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ وَمَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا اِلَى آبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَاَجْدَاتِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا اِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَاهُنَا بِسَبَبِهِ وَِلاََجْلِهِ. اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ.....

Tuesday 23 July 2013


khutbah bahasa sunda 2
السلام عليكم ………. الخ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَ الْعَامِلِيْنَ بِطَاعَتِهِ فَوَجَدَ سَعْيُهُمْ مَشْكُوْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ الَّذِى خَلَقَ كُلَّ شَيْئٍِ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيَّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ اْلإِسْرَى ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ . اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : يَااَيُّهَا النَّبِىُّ اِنَّا اَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَدِيْرًا وَدَاعِيًا اِلَى الله بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Ngalangkungan khutbah awal anu kalawan ringkeus ieu
Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos maparin taufik ka jalma-jalma anu ngamalkeun kalawan kataatana, tuluy maranehna manggihan tarekahna kalawan syukur. Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, anu parantos nyiptakeun sagala sesuatu tur nangtukeun kalawan takdirna. sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu ngagaduhan isra.
Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa mangga urang sami-sami ngalenyepan kana dawuhan Allah swt. dina surat Al-Ahzab ayat 45-46
Wahai Nabi saestuna kaula anu agung ngutus anjen piken jadi saksi sareng anu mawa kabar bungah sareng anu mere peringatan sareng pikeun anu ngajak kana agama Allah kalawan izin mantena jeng pikeun jadi cahaya anu nyaangan.
Tina ayat diluhur tiasa dipahami bahwa sapalih misina kanjeng rasul swt diutus Allah ka muka bumi aya genep :
1.      Syaahidan = janten saksi
أي عَلَى أُمَّتِهِ يَشْهَدُ لِمَنْ صَدَّقَهُ وَآمَنَ بِهِ وَعَلَى مَنْ كَذَّبَهُ وَكَفَرَ بِهِ
Janten urang sadaya moal tiasa ngahelah eungkin dina poe kiamah nalika didakwa dipayunan mahkamah rabbul izati. Lamun tea mah hiji jalma didakwa ku Allah kunaon anjeun ibadah teu make elmu, terus eta jalma ngajawab “ da abdimah teu terang” torojol saksi kan ari tugas saksi the pikeun nembongkeun/ngajelaskeun perkara nu teu katingali/samara.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ. اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ. اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ
2.      Mubasyiron = alat pangbubungah
للمؤمنين برحمة الله وبما أعدّه لهم من جزيل الثواب وعظيمِ الأجر
مَنِ انْتَقَلَ لِيَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَهُ قَبْلَ اَنْ يَخْطُوَ. مِنْ خَرَجَ لِطَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِى ….
3.      Nadiron= alat panyingsienan
للكافرين والعصاة بالنار ، وبما أعدّه الله لهم من عظيم العقاب
مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ مُمْسِيًا اَصْبَحَ مُشْرِكًا وَمَنْ شَرِبَهَا مُصْبِحًا اَمْسَى مُشْرِكًا. كُلُّ دَنْبٍ يُؤَخِّرُهُ اللهُ اِلاَّ عُقُوْقَ الْوَالِدَيْنِ فَاِنَّهُ يُعَجِّلُهُ فِى الْحَيَاةِ قَبْلَ الْمَمَاتِ
4.      Da’ian Illallah Biidnih = anu ngajak kana agama Allah kalawan izina
يدعو عباد الله إلى التوحيد والإيمانِ بما جاء به ، والعملِ بما شرعه لهم
Dakwahna kanjeng rasul ngajak kanu jadi umatna salami 23 tahun alam dunya beres roes Al-Qur’an 30 juz disebarkeun dikolong langit angeus.
Tah upami suswa urang tos 30 tahun parantos sabaraha jalma urang ngislamkeun maranehna.
5.      Sirojam Muniiro = janten sinar anu nyaangan
Surokoh anu niat ngabunuh Nabi jadi Iman
Anu tukang nyiduhan jadi Iman
أي : كالسِّراج المضيء في الظلمة يُهتدى به
Aya hiji suami istri dongkap kakanjeng rosul ngadukeu kana masalah rumah tangga anu dihadapina, sareng niat cerai. Beres kaluar ti bumi rosul eta jalmi rukun damai deui.
Mudah-mudahan ngalangkungan khutbah awal ieu urang sadayana tiasa ngenteng tur kaintropeksi diri, kunaon sabab ari Nabi nyebarkeun agama asa kugampang2 teuing ari urang meni asa hese beleke.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ….
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَارَب العالمين:
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُوْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللهمَّ اَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَيَسِّرْ مَقَاصِدَهُمْ فِيْمَا الْتَمَسُوْهُ لإِصْلاَحِ أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ اللهمَّ انْصُرْ مَنْ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاجْعَلِ اللهمَّ بَلْدَتَنَا هَذِهِ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً وَسَائِرَ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ  رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ






Kaunggulan Tafakur
السلام عليكم ………. الخ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى وَفَّقَنَا لأَدَاءِ اَفْضَلِ الْعِبَادَاتِ وَاَوْقَفَنَا عَلَى كَيْفِيَةِ اكْتِسَابِ اَكْمَلِ السَّعَادَاتِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ رَبُّ اْلأَرْضِيْنَ وَالسَّمَاوَاتِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمُؤَيَّدُ بِأَفْضَلِ اْلآيَاتِ وَالْمُعْجِزَاتِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آَلِهِ وَاَصْحَابِهِ بِحَسَبِ تَعَاقُبِ اْلأَوْقَاتِ وَالسَّاعَاتِ.( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَاْلأَوْقَاتِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَا تُغْنِي اْلآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah. Ngalangkungan khutbah awal anu kalawan ringkeus ieu
Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah swt, anu parantos mafarin taufek kaurang sadaya piken ngalakonan kana pangutamina pirang-pirang ibadah, tur merenahkeun ka urang sadaya kana kaifiyah kasab anu pangsampurna-sampurna kabagjaan. Sim abdi nyaksian kana yen saestuna teu aya deui pangeran anu hak disembah anging gusti Allah, bari sahiji Dzatna teu aya anu ngarencangan kamanteNa anu ngurus pirang-pirang bumi sareng pirang-pirang langit, sareng sim abdi nyaksian kana yen saestunya kanjeng Nabi Muhammad saw. eta hambana Allah sareng RasulNa anu dikokohkeun kalawan pirang-pirang    S ayat sareng pirang-pirang mu’jizat. Mugia Allah maparin rahmat ka kanjeng Nabi Muhammad saw. ka kulawargina para sahabatna kalawan ngitung-ngitung gunta-gantina pirang2 waktu sareng pirang-pirang saat.
Saparantosna ngaoskeun basmalah, hamdalah shalawat miwah salam ka kanjeng Rolulullah saw. kawajiban anu janten khatib ngawasiatan khususna kanggo diri khatib umumna kanggo hadirin sadayana, kalawan wasiat taqwa, mangga urang sami-sami ningkatkeun kana kataqwaan, sabab taqwa hiji-hijina jalan kanggo kahontal kabahagiaan dunia sareng akherat.
Tina sapalih ajaran taqwa nyaeta TAFAKUR kana ayat-ayat Allah, anu dimaksad ku tafakur nyaeta :
تَصرفُ القلبِ فى معانى الأشياء لدرك المطلوب
Molahkeun/Ngagunakeun hate dina nganyahokeun pirang2 hakekatna hiji perkara, pikeun ngahasilkeun tujuan. janten tapakur lain ngalamun, tapi ngahudangkeun rasa rumasa, yen sakabeh anu didamel ku Allah teh lain hal kosong jeung gapong, tapi kabeh ngandung maksud, estu taya jinis anu mubadir, taya bahan anu teu guna, tapi kabeh mawa faidah, sarta kabeh sayagian pikeun manusa.Seueur pelajaran anu ku urang tiasa dipetik diantawisna : 1. Kasauran Hasan Bisri:
      تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خُيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةٍ
2. Kasauran Fudel Al-Hasan         اَلْفِكْرَةُ مِرْآةٌ تُرِيْكَ حَسَنَاتِكَ وَسَيِّئَاتِكَ
اَلْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَاِذَا ذَهَبَتْ فَلاَ اِضَاءَةَ لَهُ
Kasauran Kanjeng Rosul     تَفَكَّرُوْا فِى خَلْقِ اللهِ وَلاَ تَتَفَكَّرُوا فِى ذَاتِ اللهِ
قال جمهور العلماء اِن التفكرَ على خمسةِ اوجُه
1.   اِما فى آيات الله وَيَلْزَمُهُ التَّوَجُّهُ اِلَيْهِ وَالْيَقِيْنُ بِهِ
Allah swt. ngadawug dina surat Yunus ayat 101:
وثَمْرَتُهُ السُّكُوْنُ اِلَى وَعْدِ اللهِ وَالثِّقَةُ بِضَمَانِ اللهِ وَتَرْكُ مَايُسْغِلُ عَنِ اللهِ وَالرُّجُوْعُ فِى كُلِّ حَالٍ اِلَى اللهِ وَاسْتِفْرَاغُ الطَّاقَةِ فِى ابْتِغَاءِ مَرْضَاتِ اللهِ
2.   اَوْ فِى نِعْمَةِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الْمَحَبَّةُ
Allah swt. ngadawug dina surat Al-A’raf ayat 73 :
فَاذْكُرُوْا آلاَءَ اللهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
وثَمْرَتُهُ اِمْتِلاَءُ الْقَلْبِ بِمَحَبَّةِ اللهِ وَالإِشْتِغَالُ بِشُكْرِهِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا كَمَا يُحِبُّهُ وَيَرْضَاهُ
3.   اَوْ فِى وَعْدِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الرَّغْبَةُ
Allah swt. ngadawug dina surat Ali Imran ayat 190-191 :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
وثَمْرَتُهُ مَحَبَّةُ السُّعَدَاءِ وَحَمْلُ النَّفْسِ عَلَى الْعَمَلِ

4.   اَوْ فِى وَعِيْدِ اللهِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الرَّهْبَةُ
Allah swt. ngadawug dina surat Toha ayat 124 :
مَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِى فَاِنَّ لَهُ مَعَيْشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَعْمَى

5.    اَوْ فِى تَقْصِيْرِ النَّفْسِ عَنِ الطَّاعَةِ وَيَتَوَلَّدُ عَنْهُ الْحَيَاءُ
قَالَ اَحْمَدُ بْنِ عَطَاءِ اللهِ مِنْ عَلاَمَاتِ مَوْتِ الْقَلْبِ عَدَمُ الْحُزْنِ عَلَى مَافَاتَكَ مِنَ الطَّاعَاتِ وَتَرْكُ النَّدَمِ عَلَى مَا فَعَلْتَهُ مِنْ وُجُوْدِ الزَّلاَّتِ
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Ngalangkungan khutbah awal ieu, mudah-mudahan, urang sadayana kalebet golongan jalmi-jalmi ahli fikir jeung tafakur anu mawa kana kataqwaan, nambah kana kuatna iman sarta tambah kandelna tauhid. Amin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْالآيَاتِ وَالذِّّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ….
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى تَفَرَّدَ بِالْعِزِّ وَالْجَلاَلِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُنْقِدِ مِنَ الضَّلاَلِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِ آلٍ. ( اَمَّا بَعْدُ ) فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ اَمِيْن يَااَللهُ يَامُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ

CIRI-CIRI ORANG YANG BERIMAN BILA MENDENGAR ALQURAN DIBACAKAN KEPADANYA

QS 5:83

وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ ۖ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ [٥:٨٣]
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s. a. w.).
﴿٨٣﴾

وَمَا لَنَا لَا نُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا جَاءَنَا مِنَ الْحَقِّ وَنَطْمَعُ أَن يُدْخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ الْقَوْمِ الصَّالِحِينَ [٥:٨٤]
Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh?".
﴿٨٤﴾

فَأَثَابَهُمُ اللَّهُ بِمَا قَالُوا جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ [٥:٨٥]
Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).
﴿٨٥﴾

QS 17:109وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا [١٧:١٠٩]
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.[۩]
﴿١٠٩﴾

QS 17:107

قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لَا تُؤْمِنُوا ۚ إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِن قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا [١٧:١٠٧]
Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,
﴿١٠٧﴾

QS 19:58

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ مِن ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ۚإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَٰنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا [١٩:٥٨]
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.[۩]
﴿٥٨﴾

MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA


GEMETARLAH HATI ORANG YANG BERIMAN BILA MENDENGAR AYAT ALQURAN DIBACAKAN

QS 8:2

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ [٨:٢]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
﴿٢﴾

QS 22:35

الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَىٰ مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلَاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ [٢٢:٣٥]
(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka.
﴿٣٥﴾

QS 39:23

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ [٣٩:٢٣]
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
﴿٢٣﴾

MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NY

Saturday 20 July 2013


LIRIK SOLAWAT YA RASULALLAH

Ya Rasulallah  ... ya habiballah ...
ya Rasulallah ... ya Habiballah...
Muhammad ibni Abdillah   4x

Muhammad kula ya robbi
Su'ali ummatin ba'di
Muhammad kula ya robbi
Su'ali ummatin ba'di
Wasammi uminat zambi
Wagofar ya dzunu balloh
Wasammi uminat zambi
Wagofar ya dzunu balloh....

Muhammad ibni Abdillah
Waya gori kita billah
Muhammad ibni Abdillah waya gori kita billah
'alaika hubbatul qodro
tujahit fi sabilillah
'alaika hubbatul qodro
tujahit fi sabilillah .....

Friday 19 July 2013


Nilai Insaniyah (produk budaya yakni nilai yang lahir dari kebudayaan masyarakat baik secara individu maupun kelompok).[17] Nilai ini tumbuh atas kesepakatan manusia serta berkembang dan hidup dari peradaban manusia. Nilai insani ini kemudian melembaga menjadi tradisi-tradisi yang diwariskan turun-temurun mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Disini peran manusia dalam melakukan kehidupan di dunia ini berperan untuk melakukan perubahan kearah nilai yang lebih baik, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 53:
ذٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (الأنفال: ٥٣)
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Anfal: 53).
Kemudian dalam analis teori nilai dibedakan menjadi dua jenis nilai pendidikan yaitu:
a.       Nilai instrumental yaitu nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk sesuatu yang lain.
b.      Nilai intrinsik ialah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain melainkan di dalam dan dirinya sendiri.[18]
Nilai instrumental dapat juga dikategorikan sebagai nilai yang bersifat relatif dan subjektif, dan nilai intrinsik keduanya lebih tinggi daripada nilai instrumental.
Sedangkan nilai dilihat dari segi sifat nilai itu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a.       Nilai subjektif adalah nilai yang merupakan reaksi subjek dan objek. Hal ini sangat tergantung kepada massing-masing pengalaman subjek tersebut;
b.      Nilai subjektif rasional (logis) yakni nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat diketahui melalui akal sehat, seperti nilai kemerdekaan, nilai kesehatan, nilai keselamatan, badan dan jiwa, nilai perdamaian dan sebagainya; dan
c.       Nilai yang bersifat objektif metafisik yaitu nilai yang ternyata mampu menyusun kenyataan objektif seperti nilai-nilai agama;[19]
Paparan diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing nilai mempunyai keterkaitan dengan nilai yang satu dengan lainnya, misalkan nilai ilahiah mempunyai relasi dengan nilai insani, nilai ilahi (hidup etis religius) mempunyai kedudukan vertikal lebih tinggi daripada nilai hidup lainnya. Di samping secara hierarki lebih tinggi, nilai keagamaan mempunyai konsekuensi pada nilai lainnya dan sebaliknya nilai lainnya mempunyai nilai konsultasi pada nilai etis religius.   

Thursday 18 July 2013

Sungguh di dalam syriat islam telah diterangkan oleh Allah sebab-sebab yang menyebabkan seorang hamba memiliki hati yang lapang dan bersinar dan akhirnya dada seorang hamba menjadi lapang, sunguh Allah telah menyebutkan hal ini sebagai nikmat yang besar yang Allah ingatkan kepada NabiNya bahwa itu adalah anugrah dan nikmat yang diberikan kepadanya,Allah berfirman:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

“Bukankah aku telah melapangkan dadamu(wahai rosul/muhamad)” (QS. Al insyiroh:1)
Yaitu bukankah Kami telah membuat di dalamnya lapang, terus bercahaya dan bersinar penuh dengan ketenangan dan kesejukan dan ini adalah nikmat yang sangat agung dan luar biasa karena pentingnya nikmat ini dalam kehidupan, bahkan ini adalah permohonan Nabi Musa kepada Allah setelah beliau diangkat menjadi rosul yang diutus menuju Fir’aun, beliau berdoa yang diterangkan dalam surat Thaha:

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (26

“Wahai tuhanku, lapangkanlah dadaku dan jadikanlah perkaraku menjadi mudah”
Maka kita bisa memahami besarnya nikmat ini, dan Alqur’an serta Sunah menjelaskan sejumlah sebab yang mengantarkan hamba kedalam ketenangan hati kelapangannya dan bersinarnya hati tersebut, diantaranya Allah berfirman:

أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّه

“Bukankah seseorang yang yang hatinya lapang di dalam menerima islam maka hati itu terus menerus berada dalam cahaya dari robbnya.” (QS. Zumar: 22)
Juga firmanNya:

فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُون

“Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapat petunjuk maka Allah melapangkan dadanya menerima islam, dan barang siapa yang Allah kehendaki kesesatan maka Allah akan menjadilkan hatinya berat dan sempit seakan-akan seolah dia mendaki langit, dan demikianlah Allah menjadikan kehinaan kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125)
Maka keimanan adalah sebab yang dengannya hati seseorang hamba menjadi lapang dan bersinar, kalau Ia beriman dengan keimanan yang yang benar kepada Allah, beriman akan adanya Allah, RububiyahNya, UluhiyahNya, nama-nama dan sifat-sifatNya dan beriman pula kepada para rasulNya, kitab-kitabNya,para nabiNya dan hari akhir dan juga pada takdir berupa takdir buruk atau jelek dan dia menjaga keimanannya di atas tauhid.
Allah berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“katakan, sesungguhnya sholatku ibadahku,hidupku dan matiku semuanya milik Allah penguasa alam semesta” (Q.s: Al an’am 162)
Menunjukan bahwasanya kebahagiaan ialah ketika hati hanya terfokus kepada Yang Maha satu Dialah Allah pencipta langit dan bumi, maka dengan keimanan padanya akan tercipta ketengan dan ketentraman dan kesejukan, cahaya sekaligus petunjuk yang senantiasa menerangi kehidupannya.
Allah berfirman:

الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur keimanannya dengan kedholiman maka mereka akan mendapat ketenangan dan dia termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Q.s Al-An’am: 82)
Kedholiman di sini berarti kesyirikan dan telah sah keterangan dari rosulullah tentangnya.
Dari sini kita memahami bahwasanya kesyirikan menyebabkan ketidak amanan dalam kehidupan dunia, dengan kesyirikan kehidupan hamba akan tidak terarah, serta akan menghancurkan,sekaligus menodai sehingga menyebabkan hati menjadi sempit walaupun mungkin berenang dalam lautan kemewahan dunia.  Sedang bahaya syirik di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di neraka.
Keamanan di sini yaitu mereka mendapatkan di dunia dan di akhirat, keamanan di dalam tubuh, keamanan di dalam keluarga dan segala sesuatu yang ia ingin mendapatkan keamanannya di dalamnya, keamanan yang menyebabkan dia akan selamat dari berbagai gangguan dan bahaya yang datang dari manusia atau selainnya.
Dia mendapat pentunjuk di dunia dan di akhirat,di dunia Allah menunjukan kepada kebahagian,dia bisa menetapi jalan yang benar dan di akhirat dia ditunjukan jalan yang menuju kebahagian abadi yaitu Al-Jannah.
Namun sebaliknya siapa yang menodai kehidupannya dengan kesyirikan, menyembah selain Allah, ia memohon kepada selain Allah, datang ke kuburan meminta hajat, datang ke tempat yang keramat atau melempar sesajian ke lautan atau melakukan bentuk kesyirikan dengan berdoa selain Allah, menyembelih untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, bernadzar kepada selain Allah dan bentuk kesyirikan yang lain, maka dengan kesyirikan hamba akan sempit hatinya, di liput dengan duka, dan malapetaka, Allah berfirman:

وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاء فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

“Barang siapa yang berbuat kesyirikan maka seolah dia jatuh dari langit, maka burung menyambarnya atau tertiup angin, maka dia terhempas ke tempat yang sangat jauh.” (Q.s Al-Hajj 31)
Bahkan dengan kesyirikan dia akan mendapatkan kehancuran, dengan adanya syirik akan tersebar bahaya yang senantiasa mengintai kepada dirinya bahkan masyarakat, Negara, bahkan seluruh manusia, Allah mengingatkan dalam firmanNya:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ الأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا وَمَا يَنبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا

“Mereka mengatkan bahwa Allah yang maha penyayang memiliki anak, sungguh kalian telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar, maka hampir saja langit pecah, bumi terbelah dan gunung hampir runtuh ketika mereka mengatkan Allah punya anak, dan tidaklah Allah yang penyayang memiliki anak.” (Q.s: Maryam: 88-92)
Kemudian Allah mensucikan diriNya:

إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ إِلاَّ آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا

“Tidak ada yang ada di langit dan bumi kecuali datang kepada Allah dengan sebagai hamba sungguh Allah menghitung mereka dengan hitungan yang teliti, dan semuanya datang kepadaNya dalam keadaan sendiri-sendiri. (QS. Maryam: 93-94)
Maka bagi siapa yang ingin dilapangkan hatinya maka supaya memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata,sehingga kehidupannya menjadi indah dan ini bisa terwaujud jika dia benar-benar bertawakal dengan sebenar-benarnya tawakal, hasilnya rizkinya akan di tanggung oleh Allah seperti dalam sabda Rosulullah:

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

“Jika sekirannya kalian tawakal dengan sebenar-benarnya tawakal sungguhAllah akan memberi rizki kepada kalian seperti Allah memberi rizki kepada burung yang dalam keadaan lapar di waktu pagi tapi ketika dia pulang ke sarang waktu sore dia sudah dalam keadaan kenyang.” [H.R Ahmad, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dll ]
Perhatikanlah burung dia tidak memiliki simpanan makanan tidak punya gudang makanan juga tidak ada uang yang di Bank namun ketika dia berangkat dalam keadaan perut kosong di pagi hari saat menjelang sore dia telah memenuhi perutnya dengan makanan,ini semua karena bimbingan Allah dan rizkinya, dan ini akan di berikan kepada mereka yang bertawakal kepaNya dengan sebenar-benarnya, maka tidak rugi orang yang mentauhidkan Allah, berbakti padaNya dan tidak durhaka kepada Allah dengan melakukan kesyirikan, hasilnya dia mendapat ketenangan jiwa, keluasan hati, penuh cahaya, dan barokah dalam kehidupannya, yaitu dengan komitmen menjalani kehidupan dengan berdasarkan bimbingan Allah yang Dia turunkan berupa Alqur’an dan wahyu yang di berikan kepada Rosulnya berupa Alhadits, Allah telah mempertegas dalam firmanNya:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى

“Barang siapa yang berpaling dari peringatanku(Alqur’an)maka baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan membangkitkannya di hari kiamat dalam keadaan buta, dia bertanya: wahai robku, kenapa Engkau bangkitkan saya dalam keadaan buta, padahal kami dulu bisa melihat, maka Allah menjawab, demikianlah kami datankan kepada kalian ayat-ayat kami namun engkau melalaikannya, demikianlah hari ini engkau dilupakan.” (Q.s: Thaha: 124-126)
Ini adalah jaminan dari Allah yaitu barang siapa yang mengikuti alqur’an dan As-sunnahdalam seluruh sisi kehidupannya maka Allah menjamin ketenangan dan kebahagian, sebaliknya yang berpaling dan Alquar’an dan sunah maka Allah menjadikan kehidupan yang penuh kesempitan.  Maka seseorang hendaknya menjaga dirinya dalam jalur Alqur’an dan assunnah.
Sebab yang lain yang menyebabkan hatinya menjadi lapang adalah dia mencintai Allah dengan cinta yang paling besar di banding dengan yang lain siapapun dia, disebutkan dalam hadits dalam bukhori muslim yaitu menjelaskan tiga perkara yang siapa mendapatkan 3 perkara ini maka dia akan merasakan manisnya keimanan di dalam hatinya, yaitu:
1. Dia mencintai Allah dan rosulNya dengan kcintaan yang paling tinggi.
2. ia mencintai seseorang karena Allah.
3. ia benci di kembalikan ke dalam kekafiran seperti bencinya jika dia dilempar ke dalam neraka.
Allah dan rosulNya paling didengar dan ditaati, kepentingan apapun jika bertentangan dengan kepentingan Allah Rosul maka dia mendahulukan Allah dan ROsul sebagai bukti cinta kepadanya, dengan kecintaan seperti ini akan menciptakan kesejukan di dalam hatinya, betapa nikmat jika ia mendahulukan Allah dan rosulnya, maka jik ia mencintaiNya dengan menempuh sebab kecintaan maka dia akan dicintai Allah, hasilnya, bersabda Rosulullah:
“Barang siapa yang menyakiti waliku maka sungguh dia telah membuka peperangan denganKu, dan sesuatu yang paling Aku cintai yang dengannya hamba mendekat kepadaku adalah hamba melaksanakan yang Aku wajibkan kepadanya, dan jika hamba selalu melakukan amalan yang sunah untuk mendekatkan kepadaKu sampai Aku mencintai hamba tersebut, jika Aku sudah mencintainya maka Aku menjadi penengarannya yang dia mendenger dengannya dan Aku menjadlimata yang dia gunakan untuk melihat dan aku menjadi tangannya yang dia mengunakannya, dan Aku menjadi kakinya yang dia berjalan dengannya”
Maksudnya Allah bersamanya dalam setiap keaadaanya, yaitu dengan menolong dan mengawasinya, (bukan berarti Allah bersama menyatu dengan hamba dan ini adalah salah)
Khutbah kedua
Hadirin sholat jum’at yang yang saya hormati dan saya mulyakan.
Diantara sebab yang menjadikan hati hamba menjadi lapang yaitu hendaklah seseorangmemperbanyak dzikir kepada Allah, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

“Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan sucikan dia di setiap pagi dan siang” (Q.s: al ahzab:41)
Dan firmanNya:

أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ingatlah dengan dzikir hati akan menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’ad: 28 )
Juga firmanNya:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ

“Ingatlah, berdzikirlah kepadaku maka aku akan mengingatmu, dan bersyukurlah kepadaku dan jangan ingkar kepadaKu” (Q.s Al-Baqarah: 152)
Perhatikanlah kalau seseoran senantiasa mengingat Allah, maka dia akan selalu mengingatnya sehingga jika dia mengalami masalah, Dia akan membantunya menyelesaikannya dan membuang dan Allah mengganti yang lebih baik dengan yang lebih baik sehingga hatinya menjadi lapang.
Mengangungkan membesarkan dan memuji Allah adalah kehidupan seorang muslim yang hendaknya dipahami, maka seluruh hidupnya bisa dimanfaatkan dengan berdzikir kepada Allah, dzikir adalah kalimat yang sangat ringan diucapkan dalam lisan dan sangat berat di timbangan amal, bahkan alqur’an dimudahkan untuk berdzikir:
وَلَقَد تَّرَكْنَاهَا آيَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
“Dan sungguh alqur’an kami mudahkan untuk berdzikir, maka adakah orang yang mau berdzikir.”(QS. Al Qomar: 17)
Diantara sebab yang menjadikan hati menjadi lapang adalah ia banyak bertaubat dan mensucikan diri, tidak diragukan manusia dalam kehidupannya pasti terjatuh dalam kesalahan, kelalaian, kelupaan, bahkan dosa. Jangankan kita, rosulullah yang telah diampuni dosa yang telah dilakukan dan belum dilakukan sewaktu hidupnya, beliau memperbanyak bertaubat dan beristiqfar dalam sehari sebanyak 100x maka kita hendaknya lebih butuh lagi untuk meminta ampun mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan. Dengan istigfar Allah menjanjikan kelapangan hati bahkan dibukakan menfaat dan keutamaan yang lain, Allah menerangkan dalam firmannya:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارً

“Minta ampunlah kepada robb kalian sesungguhnya dia maha pengampun, dia akan menurunkan dari langit untuk kalian hujan yang lebat, dan Dia akan menjadikan kebun dan sungai-sungai yang deras mengalir.” (Q.s Nuh: 10-12 )
Ayat di atas merupakan janji dari Allah, sedang para Nabi mengajak dan mengabarkan:

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ

“Wahai kaumku mintalah ampun kalian kepada robb kalian dan bertaubatlah padaNya, dia akan mencurahkan hujan dari langit dan dia akan menambah kekuatan kalian berlipat-lipat, dan janganlah mengasihi(menjadikan wali) orang-orang kafir.”
Ini di abadikan oleh Allah dalam surat Hud ayat: 52.
Maka dari sini kita fahami pentingnnya beristigfar dan bertaubat kepada Allah dalam kehidupan ini, dan pentingnya introspeksi diri lalu memperbaiki diri dan senantiasa bertaubat kepada Allah. Mensucikan diri adalah dengan melakukan amalan-amalan yang dulunya ditinggalkan dari kebaikan, dan membersihkan diri dari dari kemaksiatan dan dosa yang di lakukan, dan Allah menjanjikan keberuntungan:

وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا

“Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan diri, dan sungguh celaka orang yang terus mengotori dirinya.”
Dan Allah menyebutkan keutamaan orang-orang yang mendapatkan surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai:

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاء مَن تَزَكَّى

“Barang siapa yang menghadap Allah dengan keadaan beriman dan berbuat kebaikan maka mereka mendapatkan derajat yang tinggi berupa surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dari bawahnya, mereka kekal di dalamnya dan itu ba;asan bagi orang yang mensucikan diri.” (Q.s Taha 75-76 )
Karena itu mensucikan diri dan bertaubat kepada Allah adalah hal yang sangat penting, khususnya di hari ini di mana banyak musibah yang menjadi peringatan bagi kita semua. Mudah-mudahan kita dijadikan orang yang selalu bertaubat sehingga termasuk hamba yang mensucikan diri, sehingga kita semua selamat dari musibah di dunia dan lebih-lebih di akhirat:

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Tidaklah Allah menyilksa kaumNya sedang engkau wahai Muhamad berada di sisi mereka, dan Allah tidaklah menyiksa mereka dalam keadaan mereka beristiqfar.” (Q.s Al-Anfal 33)
Juga dengan istigfar akan menyebabkan datangnya rahmat dari Allah:
“Andaikata kalian beristiqfar kepada Allah niscaya kalian akan dirahmatiNya.”
Mudah-mudahah kita dijadikan orang yang selalu beriman kepada Allah bertakwa kepadaNya bertauhid, dan menjadi hamba yang banyak beristiqfar dan bertaubat, sungguh dosa kita, dan kesalahan kita sangatlah banyak, dan Allah masih merahmati kita dengan menjalani hari- hari sebagai bukti rahmatNya, mudah-mudah hari yang tersisa yang akan kita lewati kita bisa menggunakan untuk selalu bertaubat dan beristilqfar kepadaNya, karena dekatnya kematian yang akan kita temui, dan kita tahu kapan tapi kita yakin akan datangnya:

أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ

“Dimanapun kalian berada sungguh kematian akan menemuai kalian walaupun engkau bersembunyi di balik dinding yang sangat tinggih lagi kokoh.”
Semoga kita diampuni oleh Allah dan diberi manfaat dari segala kemanfaatan baik yang kita ketahui atau tidak , dan mudah-mudahan Dia tidak menjadikan malapetaka bagi kita semua.Wallahuta’ala a’lam bishowab.