Nilai Insaniyah
(produk budaya yakni nilai yang lahir dari kebudayaan masyarakat baik secara
individu maupun kelompok).[17]
Nilai ini tumbuh atas kesepakatan manusia serta berkembang dan hidup dari
peradaban manusia. Nilai insani ini kemudian melembaga menjadi tradisi-tradisi
yang diwariskan turun-temurun mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya.
Disini peran manusia dalam melakukan kehidupan di dunia ini berperan untuk
melakukan perubahan kearah nilai yang lebih baik, sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Anfal ayat 53:
ذٰلِكَ
بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى
يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (الأنفال:
٥٣)
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya
kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka
sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Anfal:
53).
Kemudian dalam analis teori nilai dibedakan
menjadi dua jenis nilai pendidikan yaitu:
a.
Nilai
instrumental yaitu nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk sesuatu yang
lain.
b.
Nilai
intrinsik ialah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain
melainkan di dalam dan dirinya sendiri.[18]
Nilai instrumental dapat juga
dikategorikan sebagai nilai yang bersifat relatif dan subjektif, dan nilai
intrinsik keduanya lebih tinggi daripada nilai instrumental.
Sedangkan nilai dilihat dari segi sifat nilai itu dapat dibagi
menjadi tiga macam yaitu:
a.
Nilai subjektif
adalah nilai yang merupakan reaksi subjek dan objek. Hal ini sangat tergantung
kepada massing-masing pengalaman subjek tersebut;
b.
Nilai subjektif
rasional (logis) yakni nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek secara
logis yang dapat diketahui melalui akal sehat, seperti nilai kemerdekaan, nilai
kesehatan, nilai keselamatan, badan dan jiwa, nilai perdamaian dan sebagainya;
dan
c.
Nilai yang
bersifat objektif metafisik yaitu nilai yang ternyata mampu menyusun kenyataan
objektif seperti nilai-nilai agama;[19]
Paparan diatas dapat disimpulkan bahwa
masing-masing nilai mempunyai keterkaitan dengan nilai yang satu dengan
lainnya, misalkan nilai ilahiah mempunyai relasi dengan nilai insani, nilai
ilahi (hidup etis religius) mempunyai kedudukan vertikal lebih tinggi daripada
nilai hidup lainnya. Di samping secara hierarki lebih tinggi, nilai keagamaan
mempunyai konsekuensi pada nilai lainnya dan sebaliknya nilai lainnya mempunyai
nilai konsultasi pada nilai etis religius.
No comments:
Post a Comment